Berita

Syair Rimba Belantara Jakarta

Syair Rimba Belantara Jakarta

Ahmad Gusairi 

Jakarta kota rimba penuh harapan,
Gedung menjulang bagai pohon di hutan,
Langit kelam berselimut kepedihan,
Debu dan asap bercampur dalam kelelahan.

Jalan-jalan bak sungai penuh derita,
Klakson bergema bagai nada nestapa,
Manusia berlomba di tengah sesaknya asa,
Mengejar waktu, hilang tawa dan canda.

Di lorong sempit mimpi dijajakan,
Badai cobaan coba mereka kalahkan,
Cahaya redup di bawah lampu perkotaan,
Malam kehilangan indahnya kedamaian.

Taman-taman kecil bak oase di padang,
Di antara beton yang kian garang,
Pepohonan melambai dalam kesunyian,
Tersenyum meski dihimpit kerinduan.

Jembatan tinggi menyaksikan keramaian,
Arus manusia melintas penuh harapan,
Namun sering kali hilang dalam kekecewaan,
Jakarta kota megah dengan ujian.

Anak-anak tertawa di bawah bahaya,
Bermain bebas di tengah asa yang sirna,
Layangan mimpi terbang penuh warna,
Namun angin kota kerap mencabut semua.

Langit kota berwarna abu nan kelam,
Bintang sembunyi di balik awan muram,
Mentari hadir dengan sinar yang suram,
Tak pernah berpamitan saat pulang tenggelam.

Betapa teguh jiwamu wahai Jakarta,
Namun langkah-langkahmu terus lelah jua,
Kota yang hidup antara luka dan cinta,
Pelangi harapan datang dalam doa.

Semut manusia menari dalam laju waktu,
Mengejar mimpi dalam hiruk yang pilu,
Kadang harapan hanyut dalam rimbamu,
Beton ini tegak meski haus akan teduhmu.

Rimba beton, lambang gemerlap peradaban,
Namun di dasar hatimu ada luka ketegaran,
Kontradiksi megah penuh ujian kehidupan,
Kau adalah saksi asa dan derita zaman.

Ahmad Gusairi, penulis puisi adalah pengajar SMA Negeri 1 Toboali, Bangka Selatan.


Komentar

×
Berhasil membuat Komentar
×
Komentar anda masih dalam tahap moderator
1000
Karakter tersisa