Detail Opini Guru

KOREKSI PEMBENARAN DIRI MELALUI REFLEKSI DIRI

KOREKSI PEMBENARAN DIRI MELALUI REFLEKSI DIRI

Oleh : SUHARLI, S.IP
Analis SDM Aparatur Ahli Muda
SMA Negeri 1 Toboali

Kita pasti sering mendengar sebuah kalimat, tak ada manusia yang sempurna. Artinya setiap orang punya kelebihan dan kekurangan masing-masing. Sehebat apapun kemampuan yang kita miliki, jangan lupakan fakta bahwa kita juga punya kekurangan. Namun seringnya, banyak orang yang kesulitan menerima kekurangan dalam diri. Hal itu didasari oleh rasa takut, malu atau merasa sok hebat sehingga cenderung bersikap defensive terhadap kekurangan diri.

Setelah kita menyadari hal tersebut diatas bahwa hidup memang tidak lepas dari kesalahan. Meski begitu, mengakui kesalahan merupakan hal yang sulit dilakukan. Kesulitan mengakui sebuah kesalahan datang dari ekspektasi berlebihan pada diri mereka bahwa mereka harus selalu benar. Bagi beberapa orang, mengaku salah akan membuat mereka tampak lemah dan membuat diri rendah. Padahal seorang yang baik justru mengakui kesalahan-kesalahan mereka dan hal ini membuat orang tersebut dianggap berjiwa besar.

Kita sebagai seorang manusia adalah makhluk sosial. Kebutuhan untuk diterima, dimengerti dan dianggap penting sering kali menjadi akar dari banyak pembenaran yang kita lakukan. Ketika keputusan atau tindakan kita tidak sesuai dengan harapan orang lain, kita berlindung di balik berbagai alasan. Pembenaran ini awalnya mungkin terasa seperti upaya untuk memahami diri sendiri, tetapi perlahan, ia menjadi alat untuk membuktikan kepada orang lain bahwa kita tidak salah .

Ketika pembenaran menjadi kebiasaan, kita mulai kehilangan kemampuan untuk menghadapi realitas dengan jujur. Kita melarikan diri dari kekurangan kita sendiri, pada akhirnya pembenaran yang hanya berorientasi pada validasi adalah topeng. Terlalu takut terlihat rapuh dimata orang lain sehingga memilih terus menciptakan narasi-narasi palsu tentang diri kita sendiri.

Pembenaran adalah sebuah penyakit kronis yang berakibat sangat menyedihkan dan pahit bagi pelakunya, karena dengan selalu mencari pembenaran, ia akan berpaling dari upaya memperbaiki diri dan memperhatikan kekurangan dirinya. Dengan demikian, ia akan merasa bahwa dirinya selalu berada dalam kebaikan. Sebagai sebuah istilah psikologi, pembenaran didefenisikan sebagai tindakan yang dilakukan oleh manusia untuk menciptakan berbagai alasan demi membenarkan perilaku yang ia perbuat atau pemikiran dan ide yang ia usulkan. Jadi, pembenaran berarti tindakan menutupi kenyataan menggunakan alasan yang dapat diterima dan dibenarkan oleh jiwa, tanpa reaksi atau teguran dari hati kecil.

Faktor utama yang membuat kita melakukan perilaku mencari pembenaran adalah ketidakmampuan untuk terbuka dengan diri sendiri. Artinya, kita gagal mengatakan kepada diri kita sendiri tentang realita kita yang sebenarnya. Perilaku mencari pembenaran ini juga bisa muncul akibat rasa sombong yang membuat seseorang sulit untuk meminta maaf atau terlihat lemah. Penyebab timbulnya perilaku pembenaran diri dapat diatasi dengan melakukan refleksi diri.

Refleksi diri adalah bagian dari proses introspeksi diri yang dilakukan dengan cara melihat kembali dan merenungkan berbagai hal yang telah terjadi di dalam hidup, seperti pengalaman, kebiasaan dan keputusan. Ini adalah cara untuk mengevaluasi bagaimana kita beriteraksi dengan dunia sekitar dan bagaimana tindakan kita memengaruhi diri sendiri maupun orang lain. Proses ini ini memerlukan kejujuran, keterbukaan dan kesediaan untuk berubah demi mencapai versi terbaik dari kita.Tujuan utama dari refleksi diri adalah untuk memahami diri sendiri lebih baik, mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan, serta belajar dari pengalaman masa lalu untuk perkembangan pribadi di masa depan.

Ada beragam manfaat refleksi diri yang akan kita peroleh terutama utuk mengatasi pembenaran diri, diantaranya  pertama, membantu memahami kelebihan dan kekurangan yang ada pada diri kita. Kedua, membantu untuk memperoleh perspektif baru dan hikmah dari hal-hal yang telah kita alami sehingga lebih bersikap optimis akan masa depan. Ketiga, membuat kita lebih paham mengenai konsekuensi dari kata-kata dan tindakan kita. Dengan begitu, kedepannya kita bisa mempertimbangkan tindakan terbaik yang bisa kita lakukan pada sistusi tertentu.

Jadi, dengan refleksi diri kita lebih bersikap jujur dan realistis tanpa melakukan cara pembenaran untuk kesalahan yang kita lakukan. Refleksi diri bisa membantu kita untuk menjalani hidup yang lebih baik kedepannya.

 

Informasi kegiatan sekolah dapat dilihat melalui media sosial kami dibawah ini :
Facebook : Perpustakaan Smansatob
Instagram : @perpus.smansatob
Tik Tok : @perpusjendelailmusma1tob
Websaite Perpustakaan : bit.ly/Perpus_sman1tob
Websaite Sekolah : sman1toboali.sch.id

 

 

Komentar

×
Berhasil membuat Komentar
×
Komentar anda masih dalam tahap moderator
1000
Karakter tersisa