Senin, 28 April 2025 08:18 WIB
4 |
-
Upaya Mengukur dan Menakar Diri
Oleh Ahmad Gusairi
Dalam perjalanan hidup, setiap orang bermimpi mencapai keberhasilan, kebahagiaan, dan pengakuan. Namun, ada satu hal mendasar yang sering luput dari perhatian: kemampuan untuk mengukur dan menakar diri sendiri. Tanpa kemampuan ini, kita mudah terjebak dalam ilusi tentang siapa diri kita sebenarnya—entah terlalu tinggi menilai diri atau malah merendahkan potensi yang ada. Padahal, kunci pertumbuhan pribadi yang sejati adalah kesadaran diri yang jujur dan mendalam.
Mengapa perlu mengukur dan menakar diri?
Karena tanpa itu, kita bagaikan pelaut tanpa kompas, tersesat di lautan luas. Jim Rohn, seorang filsuf bisnis ternama, pernah berkata, “Disiplin diri adalah jembatan antara tujuan dan pencapaian.” Untuk membangun disiplin diri, kita harus terlebih dahulu mengenali dengan jujur di mana kita berdiri sekarang. Tanpa pengukuran yang jujur terhadap diri sendiri, tujuan akan tetap menjadi angan-angan, tanpa langkah nyata untuk mencapainya.
Mengukur diri bukan hanya tentang menghitung prestasi, tetapi juga tentang memahami kekuatan dan keterbatasan kita. Ini adalah tentang membangun landasan yang kokoh untuk perubahan dan pertumbuhan. Sebagaimana Socrates mengingatkan dalam filsafat klasiknya, “Kenalilah dirimu sendiri,” maka pengenalan dan pengukuran diri menjadi gerbang menuju kehidupan yang lebih bermakna.
Ada beberapa cara efektif untuk mengukur dan menakar diri:
Luangkan waktu untuk bercermin secara mental. Tanyakan pada diri sendiri: apa pencapaian yang telah diraih? Apa kesalahan yang terus berulang? Refleksi bukan tentang mencari-cari kesalahan untuk disesali, melainkan tentang mencari pola yang perlu diperbaiki. Robin Sharma, penulis buku The Monk Who Sold His Ferrari, menegaskan, “Refleksi harian adalah alat utama untuk pertumbuhan pribadi.”
Cara kita menghadapi kegagalan dan rintangan mengungkapkan banyak hal tentang kekuatan batin kita. Thomas Edison pernah mengatakan, “Saya tidak gagal. Saya hanya menemukan 10.000 cara yang tidak berhasil.” Setiap kegagalan adalah cermin, yang membantu kita melihat sisi-sisi diri yang perlu diperkuat.
Kadang, mata kita sendiri buta terhadap sisi-sisi tertentu. Pendapat dari orang-orang terpercaya bisa menjadi jendela baru untuk memahami diri. Tentu, bukan semua kritik harus diterima mentah-mentah, tetapi membuka diri terhadap masukan membentuk pribadi yang lebih bijak dan fleksibel.
Membandingkan diri dengan orang lain adalah perangkap yang menguras energi. Setiap individu memiliki perjalanan yang unik. Sebagaimana Albert Einstein pernah mengingatkan, “Setiap orang adalah jenius. Tetapi jika kamu menilai seekor ikan dari kemampuannya memanjat pohon, ia akan menjalani hidupnya merasa bodoh.” Kita harus menilai diri berdasarkan perkembangan pribadi, bukan standar orang lain.
Namun, satu hal penting perlu digarisbawahi: jangan hanya mengukur diri dengan standar duniawi.
Ukurlah sejauh mana kita berkembang sebagai manusia. Seberapa sabar kita hari ini dibanding kemarin? Seberapa banyak kebaikan yang kita tanamkan dalam hidup orang lain? Karena pada akhirnya, keberhasilan bukan hanya tentang apa yang kita miliki, melainkan tentang siapa kita menjadi.
Mengukur diri adalah seni. Ia menuntut kejujuran untuk mengakui kelebihan dan kekurangan, keberanian untuk memperbaiki kesalahan, dan ketulusan untuk terus bergerak maju tanpa pamer atau keluh. Setiap orang yang mampu mengukur dirinya dengan jujur, pada akhirnya akan menemukan jalan yang lebih terang menuju pencapaian sejati.
Penutup
Mari kita luangkan waktu hari ini untuk bertanya: Sudah sejauh mana aku tumbuh? Apa langkah kecil berikutnya yang bisa kulakukan?
Karena langkah kecil yang diambil dengan kesadaran penuh jauh lebih berharga daripada lompatan besar tanpa arah.
Ingatlah, perjalanan besar selalu dimulai dari kesediaan sederhana untuk bercermin, mengukur, dan menakar diri sendiri.
(Penulis artikel adalah Ahmad Gusairi, Pengajar SMA Negeri 1 Toboali Bangka Selatan)
Informasi kegiatan sekolah dapat dilihat melalui media sosial kami dibawah ini :
Facebook : Perpustakaan Smansatob
Instagram : @perpus.smansatob
Tik Tok : @perpusjendelailmusma1tob
Websaite Perpustakaan : bit.ly/Perpus_sman1tob
Websaite Sekolah : sman1toboali.sch.id